• Sunrise At: 05:25
  • Sunset At: 17:49
oni.sahroni24@yahoo.com +62 812-8910-5575

Jenis Akad Syirkah dalam MMQ

Jenis syirkah dalam akad MMQ tersebut syirkah apa?

DIASUH OLEH USTAZ DR ONI SAHRONIAnggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

Assalamu’alaikum wr. wb.

Akad musyarakah mutanaqishah (MMQ) itu termasuk dalam rumpun akad syirkah. Sebenarnya, jenis syirkah dalam akad MMQ tersebut syirkah apa? Apakah syirkah milk, ataupun syirkah inan/akad? Mohon penjelasan Ustaz. --Marwan, Cirebon

 

Wa’alaikumussalam wr. wb.

Para ahli fikih salaf dan khalaf berbeda pendapat seputar jenis akad syirkah yang ada dalam akad musyarakah mutanaqishah, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Prof Dr Abdu as-Sattar Abu Ghuddah.

Perbedaan tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, sebagian ahli fikih kontemporer berpendapat bahwa jenis syirkah dalam akad musyarakah mutanaqishah adalah syirkah milk (bukan syirkah inan). Pendapat ini adalah pendapat Syekh Prof Dr Nazih Hammad.

Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abdu as-Sattar Abu Ghuddah.

ويرى بعض الباحثين أنها من قبيل شركة الملك (أ - القول بأنها شركة ملك هو رأي د. نزيه حماد (مجلة المجمع ٥١٣/٢/١٣ - ٥١٩).

"Sebagian ulama berpendapat bahwa syirkah (yang ada dalam MMQ) itu syirkah milk (pendapat Prof Dr Nazih Hammad) dalam Majallah al-Majma’ 13/2/513-519.”

Syekh Nazih Hammad berargumentasi atas pendapatnya dengan pendapat al-Kasani.

وقد استدل د. نزيه الكلام الكاساني الذي سبق، مع انه حجة على خلاف ما ذهب إليه، وسبب التوهم ان أحد نوعي شركة الملك يتم بفعل شريك وهو عقد الشراء مثلا، مع أن المميز عن الشركتين هو عقد المشاركة وليس أي عقد کعقد البيع مثلا.

“Syekh Nazih Hammad berdalil dengan pendapat al-Kasani. Padahal dalil tersebut berbeda dengan pendapatnya. Penyebab dari asumsi yang keliru ini adalah salah satu jenis syirkah milk terjadi karena transaksi syarik, yaitu transaksi pembelian misalnya. Padahal pembeda antara dua jenis syirkah tersebut adalah akad musyarakah, bukan akad lain, seperti akad jual-beli misalnya.” (Lihat Buhuts Fii Muamalat wa al-Asalib Al-Mashrifiyah al-Islamiyah, Dr Abdu as-Sattar Abu Ghuddah, hal 38).

Kedua, sebagian ahli fikih kontemporer berpendapat bahwa jenis akad syirkah dalam paket musyarakah mutanaqishah adalah syirkah milk dalam pembiayaan kepemilikan rumah.

Sedangkan untuk usaha, investasi, dan bisnis yang digunakan adalah syirkah akad.

Pendapat ini adalah pendapat Syekh Taqi Utsmani sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abdu as-Sattar Abu Ghuddah.

ويرى بعضهم أنها شركة ملك في مجال تمويل المساكن، وشركة عقد في مجالات الاستثمار (القول بالتفرقة بين تمويل المساكن ومجالات الاستثمار هو رأي الشيخ محمد تقي العثماني).

“Sebagian ulama berpendapat bahwa syirkah (yang ada dalam akad MMQ) itu syirkah milk saat digunakan dalam pembiayaan KPR. Dan berupa syirkah akad jika digunakan dalam akad investasi (ini adalah pendapat Syekh Taqi Utsmani).” (Lihat Buhuts Fii Muamalat wa al-Asalib Al-Mashrifiyah al-Islamiyah, Dr Abdu as-Sattar Abu Ghuddah, hal 38).

Ketiga, sebagian ahli fikih berpendapat bahwa jenis akad syirkah yang ada dalam paket akad musyarakah mutanaqishah adalah akad temporer (baru). Akad tersebut bukan kategori syirkah inan dan bukan juga syirkah milk.

Pendapat ini adalah pendapat Syekh Prof Dr ‘Ujail an-Nasyami. Sebagaiman dijelaskan oleh Syekh Abdu as-Sattar Abu Ghuddah.

ويرى بعضهم أنها شركة جديدة مستحدثة أي ليست شركة عنان محضة ولا شركة ملك محضة (رأي د. عجيل النشمي (مجلة المجمع ٥٦٨/٢/١٣).

“Sebagian ulama berpendapat bahwa syirkah (yang ada dalam akad MMQ) itu akad baru, bukan syirkah inan semata dan bukan syirkah milk semata (pendapat Dr ‘Ujail an-Nasyami dalam Majalah Majma’ 13/2/568).” (Lihat Buhuts Fii Muamalat wa al-Asalib Al-Mashrifiyah al-Islamiyah, Dr. Abdu as-Sattar Abu Ghuddah, hal 38 menukil dari Majalah Majma’ 13/2/568).

Model kebijakan yang merujuk kepada pendapat ketiga ini adalah kebijakan Bank Negara Malaysia, di mana kebijakannya adalah MMQ yang peruntukannya untuk kepemilikan barang, seperti rumah, maka menggunakan akad syarikatul milk dalam MMQ tersebut.

Sedangkan jika MMQ diperuntukkan bagi bisnis atau mutajarah, maka menggunakan syirkah akad atau inan dalam MMQ tersebut. (Lihat al-Ma’ayir asy-Syar’iyah wa al-Mutathalabat at-Tasyghiliyah, hal 143).

Sedangkan di Indonesia, otoritas Fatwa DSN MUI mengeluarkan fatwa tentang Musyarakah Mutanaqishah (Fatwa DSN MUI No 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqishah) yang menjadi rujukan dalam produk kepemilikan barang, seperti KPR.

Wallahu a’lam.

Leave Your Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 Rumah Wasathia